Jumat, 07 Oktober 2016

Hadir Maulid Di Musholla Ar-Raudhah

Hadir Maulid Di Musholla Ar-Raudhah

Masya Allah! Guru Sekumpul Hadir Maulid Di Musholla Ar-Raudhah - Kisah ini alfaqir alami langsung di dalam Musholla Ar-Raudhah - Sekumpul hari Ahad / malam Senin. Tepatnya saat pembacaan Asyroqol ( Ya Nabi Salam 'Alaika ) / Mahalul Qiyam...
Tepatnya posisi kami berada dibelakang kamera tengah ( kamera untuk memvideo Abah Guru biasa saat beliau ber'Majelis )
Kejadian ini alfaqir lupa tanggalnya, tapi kalau tidak salah hanya beberapa minggu saja setelah berpulangnya Al-'Alimul 'Allamah Al-'Arif Billah KH. Muhammad Zaini bin H. Abdul Ghani ( Abah Guru Sekumpul )
Masih alfaqir rasakan suasana duka yang menyelimuti hati kami para Murid kepada beliau Abah Guru panutan kami...
Tidak sedikit yang berhadir Maulid mereka-mereka yang meneteskan air mata saat dibacakannya Rawi dan Qasidah saat itu...
Duduk disamping alfaqir seorang yang lumayan tua, alfaqir perkirakan umur beliau sekitar 35-40 tahunan, badan beliau kurus dan kulit beliau berwana kecoklatan. Orang yang melihat sekilas pasti akan mengira orang ini tidak terawat penghidupannya dan pasti hidup dalam kesusahan.
Pakaian beliau sangat sederhana...Beliau hanya memakai sarung coklat yang lusuh, dan baju hem agak kehijauan muda berlengan panjang yang kumal.
Alfaqir mengetahui bahwa beliau bukan orang sekitar, dikarenakan banyaknya perbekalan beliau saat itu, tapi kesemuanya perbekalan itu hanya dibungkus oleh kantong plastik berwarna hitam...
Beliau dari awal pembacaan Maulid sampai kejadian yang luar biasa itu terjadi....Hanya menundukkan kepala beliau, dan memejamkan matanya.
Sesekali beliau terdengar sesegukan dan menyeka matanya, tanda bahwa beliau mengalami keharuan yang hanya beliau sendiri yang mengetahuinya...
Alfaqir sangat maklum melihatnya...Karena menurut pengalaman alfaqir, mereka-mereka yang datang dari jauh atau luar daerah memang terkesan lebih khusyu' dan hadir hati mereka dibandingkan kami-kami ini yang setiap minggunya selalu berhadir
(mungkin dikarenakan faktor momen yang sangat jarang berhadir, maka mereka sangat menghargai momen tersebut).
Sampai kepada guru Tamami membacakan Rawi : "Wamundzu 'aliqot...."
(saat itu yang membaca Rawi Wamundzu masih guru Tamami, dan Rawi Fahiina qoruba adalah guru Fahmi, sekarang bertukar Rawi yang dibaca)
Dan disambung pembacaan Rawi "Fahiina Qorubaa" oleh guru Fahmi...Tanda akan dilaksanakannya Mahalul Qiyam ( pembacaan Qasidah / Sholawat dengan berdiri ).
Shollalloh 'alaa Muhammad...
Shollallahu 'alaaih wa sallam... (2x)
Shollallahu 'alaa Muhammad...Ya Robbi Sholli wa sallim...
Guru Fahmi, Guru Guru Tamami & Guru H. Ahmad ( keponakan Abah Guru Sekumpul ) pun mulai membacakan Qasidah..... :
"YAA NABII SALAM 'ALAIKAA..
YA ROSUUL SALAM 'ALAIKAA..
YA HABIB SALAM 'ALAIKAA..
SHOLAWATULLOH 'ALAIKAA."
sampai pada bacaan Qasidah :
"ROBBI FAJ'AL MUJTAMA'NAA GHOOYATUH 'HUSNUL KHITAAMI - WA'TINAA MAA QOD SA-ALNAA MIN 'ATOO YAA KAL JISAAMII..."
Orang yang tadi berada disamping alfaqir mulai badannya turun kebawah seperti hendak sujud...
Tampak beliau sangat sesegukkan sambil menangis...
Alfaqir dan orang disekitar beliau kemudian berusaha untuk menahan tubuh beliau agar masih bisa berdiri saat itu...
Sampai pada Qasidah :
"WAKRIMIL ARWAA'HA MINNAA...
BILIQOO KHOIYRIL ANAAMI..."
Orang tersebut langsung jatuh ke tempat pesujudan.
Terkejutlah alfaqir melihatnya, alfaqir mengira beliau pingsan saat itu...
Lalu alfaqir bersama beberapa orang disana mencoba menurunkan badan kami, dan men'cek kondisi beliau...
SUBHANALLAH....!!!
Ini yang membuat hati alfaqir bergetar....
Kurang lebih begini kata-kata beliau saat itu sambil tetap dalam sujudnya :
"AMPUNI ULUN GURUUU.....
AMPUNI ULUN GURUU...."
Ternyata beliau tidak pingsan, dan hanya ucapan itu saja yang beliau ulang-ulang...
Sambil kami tuntun beliau untuk kembali berdiri, dan akhirnya beliau bisa berdiri...
Tapi kembali beliau saat memandang ke arah Muhammad Amin Badali & Ahmad Hafi Badali berdiri, kembali beliau berkata-kata dengan ucapan yang lumayan nyaring :
"ABAH GURU AMPUNII ULUUN - ABAH GURU AMPUNI ULUUN"
Sehingga mengundang perhatian jamaah yang lainnya...
Bahkan rombongan Maulid, Muhammad Amin dan Ahmad Hafi sempat sebentar melihat kearah kami, tapi saat itu sudah selesai Mahalul Qiyam...
Dan Muhammad Amin Badali seperti memberikan komando agar segera duduk (tidak seperti biasanya, yang setelah Qasidah baru duduk)
Saat itulah alfaqir memberanikan diri bertanya kepada beliau :
"Paman....Pian kenapa tadi mengiau Abah Guru nyaring banar?"
Lalu dijawab oleh beliau...Dan jawaban beliau ini membuat alfaqir langsung menangis terharu, dan membuat kami-kami yang berada disekitar beliau menjadi terdiam seribu bahasa :
"ABAH GURUU...SIDIN BERDIRI DISITU, SIDIN DISITUU...
( menunjuk ke posisi Muhammad Amin & Ahmad Hafi Badali berada )
SIDIN MELIHATI AKU....AKU BANYAK DOSAA...
ULUN MINTA AMPUUN LAWAN PIAN ABAH GURU - ULUN MINTA AMPUUN"
Kembali beliau menangis sejadi-jadinya sambil kembali ke posisi bersujud.
Allah Kariim...
Sungguh beruntung orang-orang yang Allah Ta'ala bukakan hijab kepada mereka, sehingga dapat melihat dan mengetahui akan kehadiran para Auliya Allah saat itu juga.
Setelah pembacaan Do'a selesai, maka bergegas orang tersebut keluar dari Musholla Ar-Raudhah Sekumpul, kami mengira beliau akan mengambil Wudhu, akan tetapi sampai selesainya Sholat Isya berjamaah, orang tersebut tidak pernah kembali lagi ketempat duduknya disamping alfaqir...
Sehingga kami tidak bisa lagi bertanya lebih lanjut kepada beliau, tentang siapa nama beliau, berasal dari daerah mana...Dan yang paling utama mengambil barokah kepada beliau walaupun dengan hanya bersalaman saja.
Inilah sebahagian dari pengalaman alfaqir, tentang keadaan yang tidak biasa dialami oleh orang-orang kebanyakan.
Dan sebagai tanda bukti, bahwa mereka para Auliya Allah itu, mereka hanya berpindah tempat saja...
Sebagaimana Firman Allah Ta'ala :
"BAL AHYA U'INDA ROBBIHIM YURZAQUUN"
Semoga ada barokahnya dengan kita mengisahkan dan membacakan sebahagian dari tentang Abah Guru kita tercinta ini.
Dan semoga jama'ah maupun yang mengadakan acara atau pembacaan Maulid-Maulid agar senantiasa meninggikan adabnya saat dibacakan Maulid tersebut...Karena Rosulullah SAW, beliau hadir saat dilaksanakannya Maulidnya beliau.
Seperti yang Abah Guru Sekumpul dulu pernah lakukan, beliau menegur orang yang berada jauh dari penglihatan beliau (Abah Guru didalam Musholla), yang mana orang tersebut sedang menyalakan dan menghisap rokok di bawah satu pohon didekat Musholla...
Maka Abah Guru tegur orang tersebut menggunakan Mic :
"Maaf lah...Tolong nang begana dibawah pohon anu itu, di matii rokoknya nang lah...Rosulullah kada mau hadir kena pun"
Maka bergegaslah orang tersebut, yang memang berada dibawah pohon yang mana nama pohonnya tadi disebutkan oleh Abah Guru adalah memang pohon yang disandari oleh orang tersebut...
Lalu mematikan rokoknya dan bergegas mengambil wudhu'.
Kisah ini nyata adanya. Alfaqir dengar sendiri dari orang yang berada di dekat orang yang merokok tersebut yang mengisahkannya kepada alfaqir.
Ujar sidin :
"LANGSUNG SEITU SEINI INYA MEMATII LAWAN ROKOKNYA NITU...SAMBIL SUPAN-SUPAN INYA KE PEUDHUAN"
Wallahu a'Lam bis-Showaab.

Karomah Abah Guru Sekumpul

Karomah Abah Guru Sekumpul

Kesaksian Guru Bakrie Atas Karomah Abah Guru Sekumpul - Berkata Allahyarham Guru Bakrie.
Pernah dulu ada fitnah terhadap Syaikhona Abah guru sekumpul waktu itu pernah satu kali Abah Guru tidak sholat jum'at lalu di katakan wali apa itu sampai tidak sholat jum'at.
Hingga Aku kata Guru Bakrie bertemu dengan Abah guru dan Abah guru berkata, Aku sudah siap-siap di kamar mau berangkat ke Mesjid untuk sholat jum'at dan tiba-tiba Aku lihat al qur'an itu bediri tepat di depan pintu kamar.
Aku tidak mungkin melangkahi Al qur'an itu sehingga aku duduk menunggu Al quran itu tidak berdiri lagi di depan pintu kamar, tapi Al qur'an itu tetap berdiri sampai berakhirnya sholat jum'at baru Al quran itu menyingkir dari pintu.
Dan aku tidak tahu ada apa di balik itu semua, tapi Aku hanya tidak mungkin melangkahi Al quran sehingga aku tidak sholat jum'at dan aku pun di fitnah macam-macam tapi aku hanya diam kada melawani karena mereka tidak tahu kenapa Aku tidak sholat jum'at. (Allahyarham Guru Bakrie berkata, cap munafik apabila aku berdusta akan hal ini).
Berkata Allayrham Guru Bakrie Gambut.
Waktu itu ada haji Akbar dimana wukuf arafah bertepatan hari jum'at dan waktu itu di Mekah dan arafah turun hujan, karena tidak biasa Mekah turun hujan.
Aku membawa rombongan utk haji akbar itu kata Allahyarham Guru Bakrie.
Saat tawaf dan juga saat di padang Arafah aku melihat Syaikhona Abah guru dengan berpakaian ihram, dan yang lihat beliau bukan aku saja tapi hampir seluruh jemaah yang aku bawa melihat Syaikhona Abah guru sekumpul sampai aku berkesimpulan Abah Guru berangkat menunaikan ibadah haji karena saat itu ibadah haji akbar.
Pada hari ahad sore aku telpon kawan ku yang berada di banjar, apakah Majelis Sekumpul jalan atau istirahat, karena aku pikir Abah guru menunaikan ibadah haji. Tapi aku kaget karena kawan ku bilang majelis sekumpul tetap jalan seperti biasa. Dan kami semua jemaah heran karena kami yakin betul Abah Guru sekumpul terlihat di beberapa tempat walau saat di dekati Abah guru menghilang.
Sampai akhirnya aku pulang ke benua lagi. Dan masih penasaran dengan hal itu, lalu selesai majelis kamis sore di sekumpul aku mendatangi ibu Rahmah adik dari Abah Guru sekumpul untuk bertanya apakah Abah guru berangkat haji tahun ini.
Ibu Rahmah berkata bahwa Abah guru tidak berangkat kemana-mana tapi memang ada hal yang aneh kata Ibu Rahmah..
Waktu itu aku lewat kamar Abah guru karena waktu itu pintu kamar sedikit terbuka dan tanpa sengaja Aku lihat Abah guru memakai pakaian ihram dan pakaian ihram itu terlihat basah seperti kena hujan. Mendengar penjelasan itu aku pun yakin kata Guru Bakrie bahwa yang aku lihat itu betul-betul Abah Guru sekumpul karena saat itu mekah dan arafah di guyur hujan..
Berkata Allahyarham Guru Bakrie.
Waktu itu aku bertamu kerumah Abah Guru Sekumpul. Dan aku lihat di depan ada org tua yang duduk menunggu untuk bertemu Abah Guru
Karena belum dapat ijin dari petugas, orang tua itu menunggu di depan pintu rumah Abah guru sekumpul.
Aku pun masuk bertemu Abah guru, wkt kami berbincang-bincang Abah guru berkata...
"Bakrie kita betangguhan yo (main tebakan).
Coba ikam tangguhi (coba tebak), siapa nama org yang menunggu di depan tu nah beserta bin nya, lalu darimana asalnya dan mau apa dia kesini."
Lalu Guru Bakrie berkata :
"Kada tahu ulun abah, ulun hanyar hari ini aja betamu lawan urang itu (tidak tahu abah, saya baru pertama kali ketemu dengan orang itu).
Lalu Abah guru tertawa sambil baucap :
"Namanya tu Bakrie ae fulan bin si fulan, alamat nya di jalan ini, urg barabai. Kesini hendak minta banyu soalnya ada keluarganya yang sakit keras."
Lalu Aku kata Guru Bakrie menemui orang itu dan bertanya siapa nama dengan binnya, alamat rumahnya dan hajatnya kesini, dan memang benar sekali, apa yang di ucapkan Abah guru itu tepat semua, padahal Abah guru sekumpul baru pertama kali bertemu, itu karena Abah guru kasyaf dan tahu apa yang ada di dalam hati orang itu.
Pernah juga ada seorang Habaib yang bertamu Abah guru dan pakaiannya seperti pakaian orang yang mau kondangan pakai baju hem, dan celana panjang sambil baucap :
"Aku ne habaib guru"
Abah Guru berkata :
"Kada usah baucap kaya itu, aku tahu ja orang itu habaib atau kada kata Abah guru."
Maka Habaib itu pun diam karena merasa malu kurang adab dengan Abah guru.
Dan Allahyarham Al allimul al alamah Guru Bakrie Gambut berkata :
"Munafik bila aku berdusta, aku bertemu dengan Abah Guru dan Abah guru bekata :
"Aku Bakrie kemarian sabtu pengajian ibu-ibu hendak mehimungi (menyenangkan) para ibu-ibu di majelis sabtu sekumpul, jadi Aku hendak belucu-lucu. Aku pakai jas, pakai kopiah hitam dan pakai kacamata hitam sehingga ibu ibu tertawa melihat aku. Tapi tidak berapa lama, aku melihat Rasulallah hadir dan datang kepadaku sambil memeluk dan mencium ku, aku kaget dan menangis terisak-isak di tengah Majelis ibu ibu, karena aku merasa tidak pantas di peluk dan di cium Rasulallah. Yang niat nya Aku hendak belucu-lucu menjadi betangisan di majelis, karena hadirnya Rasulallah.
Allahyarham Guru Bakrie berkata :
"Aku di ijini menceritakan hal ini oleh Abah guru apabila Abah guru sudah tidak ada lagi, karena akan menjadi fitnah bagi Abah Guru sekumpul, dan aku Munafik apabila cerita ku ini dusta belaka.
Syaikhona Abah Guru sekumpul berkata :
"Sekiranya kalian di buka kan hijab ini maka kalian akan lebih banyak menangis daripada tertawa, dan lebih banyak bergadang sedikit tidur karena yang kalian lihat akan membuat kalian lebih banyak menangis dan sedikit tidur.
Subhanallah..!
sumber : http://www.trendingtopic.top/2016/04/kesaksian-guru-bakrie-atas-karomah-abah.html

Karomah Abah Guru Sekumpul

Kesaksian Guru Bakrie Atas Karomah Abah Guru Sekumpul - Berkata Allahyarham Guru Bakrie.
Pernah dulu ada fitnah terhadap Syaikhona Abah guru sekumpul waktu itu pernah satu kali Abah Guru tidak sholat jum'at lalu di katakan wali apa itu sampai tidak sholat jum'at.
Hingga Aku kata Guru Bakrie bertemu dengan Abah guru dan Abah guru berkata, Aku sudah siap-siap di kamar mau berangkat ke Mesjid untuk sholat jum'at dan tiba-tiba Aku lihat al qur'an itu bediri tepat di depan pintu kamar.
Aku tidak mungkin melangkahi Al qur'an itu sehingga aku duduk menunggu Al quran itu tidak berdiri lagi di depan pintu kamar, tapi Al qur'an itu tetap berdiri sampai berakhirnya sholat jum'at baru Al quran itu menyingkir dari pintu.
Dan aku tidak tahu ada apa di balik itu semua, tapi Aku hanya tidak mungkin melangkahi Al quran sehingga aku tidak sholat jum'at dan aku pun di fitnah macam-macam tapi aku hanya diam kada melawani karena mereka tidak tahu kenapa Aku tidak sholat jum'at. (Allahyarham Guru Bakrie berkata, cap munafik apabila aku berdusta akan hal ini).
Berkata Allayrham Guru Bakrie Gambut.
Waktu itu ada haji Akbar dimana wukuf arafah bertepatan hari jum'at dan waktu itu di Mekah dan arafah turun hujan, karena tidak biasa Mekah turun hujan.
Aku membawa rombongan utk haji akbar itu kata Allahyarham Guru Bakrie.
Saat tawaf dan juga saat di padang Arafah aku melihat Syaikhona Abah guru dengan berpakaian ihram, dan yang lihat beliau bukan aku saja tapi hampir seluruh jemaah yang aku bawa melihat Syaikhona Abah guru sekumpul sampai aku berkesimpulan Abah Guru berangkat menunaikan ibadah haji karena saat itu ibadah haji akbar.
Pada hari ahad sore aku telpon kawan ku yang berada di banjar, apakah Majelis Sekumpul jalan atau istirahat, karena aku pikir Abah guru menunaikan ibadah haji. Tapi aku kaget karena kawan ku bilang majelis sekumpul tetap jalan seperti biasa. Dan kami semua jemaah heran karena kami yakin betul Abah Guru sekumpul terlihat di beberapa tempat walau saat di dekati Abah guru menghilang.
Sampai akhirnya aku pulang ke benua lagi. Dan masih penasaran dengan hal itu, lalu selesai majelis kamis sore di sekumpul aku mendatangi ibu Rahmah adik dari Abah Guru sekumpul untuk bertanya apakah Abah guru berangkat haji tahun ini.
Ibu Rahmah berkata bahwa Abah guru tidak berangkat kemana-mana tapi memang ada hal yang aneh kata Ibu Rahmah..
Waktu itu aku lewat kamar Abah guru karena waktu itu pintu kamar sedikit terbuka dan tanpa sengaja Aku lihat Abah guru memakai pakaian ihram dan pakaian ihram itu terlihat basah seperti kena hujan. Mendengar penjelasan itu aku pun yakin kata Guru Bakrie bahwa yang aku lihat itu betul-betul Abah Guru sekumpul karena saat itu mekah dan arafah di guyur hujan..
Berkata Allahyarham Guru Bakrie.
Waktu itu aku bertamu kerumah Abah Guru Sekumpul. Dan aku lihat di depan ada org tua yang duduk menunggu untuk bertemu Abah Guru
Karena belum dapat ijin dari petugas, orang tua itu menunggu di depan pintu rumah Abah guru sekumpul.
Aku pun masuk bertemu Abah guru, wkt kami berbincang-bincang Abah guru berkata...
"Bakrie kita betangguhan yo (main tebakan).
Coba ikam tangguhi (coba tebak), siapa nama org yang menunggu di depan tu nah beserta bin nya, lalu darimana asalnya dan mau apa dia kesini."
Lalu Guru Bakrie berkata :
"Kada tahu ulun abah, ulun hanyar hari ini aja betamu lawan urang itu (tidak tahu abah, saya baru pertama kali ketemu dengan orang itu).
Lalu Abah guru tertawa sambil baucap :
"Namanya tu Bakrie ae fulan bin si fulan, alamat nya di jalan ini, urg barabai. Kesini hendak minta banyu soalnya ada keluarganya yang sakit keras."
Lalu Aku kata Guru Bakrie menemui orang itu dan bertanya siapa nama dengan binnya, alamat rumahnya dan hajatnya kesini, dan memang benar sekali, apa yang di ucapkan Abah guru itu tepat semua, padahal Abah guru sekumpul baru pertama kali bertemu, itu karena Abah guru kasyaf dan tahu apa yang ada di dalam hati orang itu.
Pernah juga ada seorang Habaib yang bertamu Abah guru dan pakaiannya seperti pakaian orang yang mau kondangan pakai baju hem, dan celana panjang sambil baucap :
"Aku ne habaib guru"
Abah Guru berkata :
"Kada usah baucap kaya itu, aku tahu ja orang itu habaib atau kada kata Abah guru."
Maka Habaib itu pun diam karena merasa malu kurang adab dengan Abah guru.
Dan Allahyarham Al allimul al alamah Guru Bakrie Gambut berkata :
"Munafik bila aku berdusta, aku bertemu dengan Abah Guru dan Abah guru bekata :
"Aku Bakrie kemarian sabtu pengajian ibu-ibu hendak mehimungi (menyenangkan) para ibu-ibu di majelis sabtu sekumpul, jadi Aku hendak belucu-lucu. Aku pakai jas, pakai kopiah hitam dan pakai kacamata hitam sehingga ibu ibu tertawa melihat aku. Tapi tidak berapa lama, aku melihat Rasulallah hadir dan datang kepadaku sambil memeluk dan mencium ku, aku kaget dan menangis terisak-isak di tengah Majelis ibu ibu, karena aku merasa tidak pantas di peluk dan di cium Rasulallah. Yang niat nya Aku hendak belucu-lucu menjadi betangisan di majelis, karena hadirnya Rasulallah.
Allahyarham Guru Bakrie berkata :
"Aku di ijini menceritakan hal ini oleh Abah guru apabila Abah guru sudah tidak ada lagi, karena akan menjadi fitnah bagi Abah Guru sekumpul, dan aku Munafik apabila cerita ku ini dusta belaka.
Syaikhona Abah Guru sekumpul berkata :
"Sekiranya kalian di buka kan hijab ini maka kalian akan lebih banyak menangis daripada tertawa, dan lebih banyak bergadang sedikit tidur karena yang kalian lihat akan membuat kalian lebih banyak menangis dan sedikit tidur.
Subhanallah..!
Oleh : @Yusrie Salman Al Aydrus.